Mengenali Anak Autisme

Ditulis oleh : Abdul Hanan

Tanggal : 2013-11-20


Autisme masa anak

Autisme masa kanak-kanak dini adalah penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain, dimana pada masa bayi tidak terlihat tanda dan gejalanya. Autisme Infantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktifitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik yang terjadi sebelum usia 30 bulan. Autisme adalah Gangguan yang melibatkan kegagalan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi (mulai umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif, autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan pervasif.

Dari uraian diatas diatas dapat disimpulkan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pervasif, atau kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa kegagalan mengembangkan hubungan antar pribadi (mulai umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif serta penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas.

Klasifikasi anak autisme :

Autis ringan : ada respons terhadap stimulus sensoris ringan: keadaan timbulnya reaksi segera dengan diberikan rangsangan yang ringan.

Autis Sedang : ada respons terhadap stimulus sensoris kuat: keadaan timbulnya atau adanya reaksi sesaat atau sedikit dengan diberikan rangsangan yang kuat. Autis Berat : tidak ada respons terhadap stimulus sensoris: keadaan anak tidak berespons sama sekali walaupun diberikan rangsangan yang kuat.

Anak autisme pada faktor neorologi pada umumnya gangguan autistik karena adanya kerusakan fungsi  kognitif, dan faktor biologi adanya gangguan pada otak dimana letak abnormalitas pada otak dapat terjadi pada system  retikuler, otak pada bagian tengah, pada area asosiasi atau pada hemisfer otak sebelah kiri. Mengingat otak pada bayi masih elastic maka hampir dapat dipastikan bahwa kerusakan central atau bilateral yang dapat mengakibatkan terjadinya autism. Ketidak seimbangan system  biokimia, adanya syndrome X yang  rapuh. Gangguan metabolism. Penyakit campak pada ibu, femilketonuria, ensefalitis, meningitis, epilepsy dan retardasi mental pada anak.

Perilaku anak dengan autis biasanya kurang responsive terhadap orang lain, cenderung menarik diri dari kontak sosial serta adanya gangguan komunikasi verbal dan non verbal yang berat  (echolalia). Anak biasanya menunjukkan  respon bizar terhadap lingkungan seperti: streotipik, bergoyang-goyang, berputar-putar, mutilasi diri antara lain menggigit jari, memukul-mukul badan, membenturkan kepala, tidak disertai halusinasi, waham serta inkoherensi. Perilaku ini terlihat sebelum usia 30 bulan.

Gangguan hubungan interaksi timbal balik pada  anak autis disebabkan karena tidak adanya kesadaran terhadap perasaan orang lain, tidak mampu untuk mendapatkan rasa nyaman, tidak dapat meniru orang lain,  tidak dapat bermain secara sosial, dan tidak dapat membina hubungan dengan teman sebayanya.

Pada bayi autis tidak berespons pada penglihatan dan suara orang lain, tidak ada senyum sosial, tidak ada perasaan senang bila bertemu / didekat ibunya, tidak mau menggapai seseorang secara fisik,  dan tidak ada reaksi terhadap orang lain. Perilaku ini sering disalah artikan “bayi penurut”.

Masalah pada anak dengan gangguan perkembangan perfasive autisme antara lain :

1.    Gangguan interaksi sosial

2.    Gangguan komunikasi

3.    Gangguan identitas diri/pribadi

 Penanganan anak autisme

Menurut Townsend, M.C (1998) untuk mengatasi masalah pada anak dengan gangguan perkembangan perfasive autisme antara lain:

Intervensi

Pustaka :

James K: (1988). Disorders Problems Of The Child Health Nursing, Addison Wesley     Publising Company. New York.

W.B. Sounders. Company. (1989). Family Centered Nursing Care of Children.

 

XPF