Makanan Sehat Versus Kolesterol Jahat

Bukan rahasia lagi kalau penimbunan kolesterol dalam pembuluh darah merupakan proses yang bisa mengakibatkan penyakit jantung koroner, penyakit yang menjadi masalah utama di beberapa negara. Pada dasarnya, kolesterol adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dan merupakan bagian penting dari membran sel dan hormon tertentu. Kolesterol juga berguna untuk memproduksi garam empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak. Kolesterol yang berlebihanlah yang membuat kolesterol tersebut menjadi berbahaya dan ditakuti. Inilah yang disebut aterosklerosis.

Seorang ilmuwan melakukan otopsi terhadap sebuah mumi wanita yang berusia tiga ribu tahun,, hasilnya menunjukan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner mumi wanita tersebut. Fakta yang lain, yaitu otopsi pada 200 prajurit yang mati muda dalam perang korea, 50%nya telah mengalami pengapuran pada pembuluh darah koronernya. Padahal, sebelumnya tidak ada keluhan. Di Amerika 46% anak muda yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang sebelumnya juga tidak ada keluhan. WHO telah menelaah dan menyimpulkan bahwa pengapuran koroner bertambah 3% per tahun.

Makanan yang Mengandung kolesterol

Kolesterol terkandung dalam bahan makanan hewani, yang juga mengandung banyak lemak jenuh. Contoh bahan yang mengandung lemak jenuh adalah mentega, keju, daging, margarin, minyak sawit dan minyak kelapa, sedangkan bahan makanan yang mengandung banyak kolesterol adalah jeroan hewan, otak, hati, kuning telur dan kulit ayam.

Makan Serat, Kolesterol Turun

Telah banyak penemuan yang membuktikan bahwa serat dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Serat dalam makanan terdiri atas komponen  utama, yaitu serat larut dan seat tak larut. Serat larut tidak dapat di cerna oleh enzim pencernaan, tatapi larut dalam air panas, sedangkan serat tak larut, selain tidak dapat di cerna oleh enzim pencernaan, juga tidak dapat larut dalam air panas. Meski demikian, serat mempunyai fungsi metabolisme zat gizi yang sangat penting.

Serat masuk ke usus besar secara utuh, karena tidak dapat dicerna. Setelah mencapai kolon, akan menimbulkan perasaan kenyang karena serat membutuhkan tempat yang cukup luas. Jadi, kehadiran serat dalam lambung dan saluran pencernaan akan mengurangi keinginan seseorang untuk makan lebih banyak, sehingga mencegah munculnya overweight.

Serat banyak ditemukan pada bahan makanan nabati seperti sayur dan buah, sedangkan pangan hewani tidak mengandung serat sama sekali. Dari berbagai jenis bahan pangan nabati, bekatul ( oat bran ) adalah yang paling menarik perhatian ilmuwan.

Serat bekatul yang sukar dicerna, menyebabkan peningkatan gerakan usus sehingga mengganggu penyerapan kolesterol dan ekskresi asam empedu lebih besar. Penambahan 100 gram bekatul dalam diet sehari-hari, dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) hingga 22%. Ini juga sama dengan sarapan secangkir sereal.

Tempe, Penggempur Kolesterol

Dalam kehidupan sosial, orang beranggapan bahwa tempe merupakan makanan untuk orang miskin. Itu adalah anggapan yang sama sekali tidak benar. Selain harganya murah, tempe juga mengandung protein yang cukup tinggi dan juga sitosterol beta ( yang dapat menurunkan kadar kolesterol ). Dalam proses peragian pembuatan tempe, akan meningkatkan niasin dari 9 mg menjadi 60 mg per 100 gram tempe. Niasin ini dapat menurunkan kadar kolerterol jahat (LDL) serta meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Seorang guru besar Universitas Bonn, menemukan isovlavon dalam tempe, yang bisa memberikan harapan besar untuk pencegahan penyakit jantung. Isovlavon dapat membersihkan radikal dalam darah dan mengikis endapan kolesterol pada pembuluh koroner yang mengalami pengapuran.

Sejak dulu tempe dianggap remeh, kini khasiat tempe yang sangat besar telah terbukti. Oleh karena itu, tempe jangan hanya menjadi menu keluarga miskin dan warung tegal saja, tetapi juga menjadi menu di restoran-restoran dan hotel-hotel terkenal dengan menambah variasai dan kreasi agar menu tempe lebih menarik.

Khasiat Bawang Putih

Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan tentang bawang putih. Terbukti bahwa bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sampai 14% dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) sebesar 40% setelah 6 bulan. Sedangkan menurut survey, kelompok masyarakat yang mengkonsumsi bawang putih 30-50 gram seminggu, mempunyai mempunyai kadar kolesterol jauh lebih rendah daripada yang tidak mengkonsumsi sebesar itu.

**

Pustaka 

 

1.       Khomsan, Ali. 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : Rajawali Sport.

2.       T. Netzer, Corrine.1994. Kandungan Kolsterol dalam Makanan. Jakarta : Bumi Aksara.