Memahami Konsep Diri

Istilah konsep diri tersusun dari kata dasar ‘konsep’ dan kata dasar ‘diri’. Konsep menunjuk pada : gagasan ideal akan sesuatu hal, atau gagasan mendasar. Pada taraf pemikiran atau draft. Arti lainnya dapat dimengerti dari lawan katanya atau antonimnya. Lawan kata konsep adalah praktis atau praktikal artinya kurang lebih bersifat praktis yang  mendasarkan pada kebutuhan operasional di lapangan atau disituasi nyata suatu proses. dalam Bahasa Inggris adalah self-concept. Self concept menurut Merriam-Webster adalah : ”the mental image one has of oneself” yaitu gambaran mental yang dipunyai seseorang tentang dirinya.

Arti  konsep diri di atas adalah arti kamus. Dalam tulisan ini arti konsep diri dalam arti istilah saya ambilkan dari beberapa pendapat ahli  yang telah berkecimpung di bidang psikologi khususnya lagi bidang lebih spesifik mengenai konsep diri .

Stuart dan Sundeen  menganggap berbeda antara konsep diri dan  harga diri dengan meletakkan harga diri sebagai salah satu unsur dari lima unsur konsep diri. Unsur yang lain adalah gambaran diri (body image), identitas diri (self-identity), peran (role), harga diri (self esteem) dan ideal diri (self ideal)  May (2009)   juga membedakan istilah konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem  atau self-worth) dalam tulisannya dia bahkan memperjelas beda keduanya. Jika konsep diri adalah pengetahuan seseorang tentang dirinya, maka self-esteem adalah bukan sekedar apa yang diketahui seseorang tentang dirinya tapi self-esteem juga menggambarkan bagaimana sikap seseorang tersebut tentang dirinya yang dia ketahui tersebut. Jadi perbedaan pokok antara self-concept dan self-esteem adalah ada tidaknya perasaan. Jika self-concept adalah menyampaikan sisi fakta dari sesuatu, maka self-esteem adalah nilai/perasaan seseorang terhadap kenyataan fakta tertentu tersebut.

Jika seseorang menilai dirinya cebol (fakta cebol ~ konsep diri) maka mungkin saja dia bangga dengan kecebolannya (perasaan dirinya yaitu positive self-esteem) atau mungkin malu dan minder (negative self-esteem). Fakta tentang tubuhnya sendiri menurut dirinya adalah : cebol. Perasaan akan cebol tersebut dia rendah diri, maka rendah diri inilah self-esteem. Akan saya ambilkan contoh lain.

Seorang wanita saat ditanya tentang konsep diri tentang tubuhnya dia menyatakan bahwa dia kecil tinggi. Maka self-esteem menanyakan bagaimana perasaannya terhadap fakta bahwa dirinya kecil tinggi. Mungkin malu, karena bertubuh kerempeng, atau senang dan bangga karena bertubuh ideal seperti para model papan atas di FTV atau Paris. Itulah self-esteem. Saya yakin anda cukup jelas dengan contoh dan uraian di atas. Tetapi saya maklumi bahwa membedakan keduanya bagi pemula sering kesulitan karena memang ada kemiripan.

Kemiripan dari self-concept dan self-esteem adalah jika dilihat dari proses penemuannya. Proses penemuannya sama-sama bisa dilakukan dari proses pengkajian terhadap diri sendiri dan terhadap perilaku, tapi juga dari mengamati reaksi atau tanggapan orang lain terhadap diri orang tersebut. Misalnya kenyataan seorang wanita kecil tinggi dapat ditemukan dari bercermin atau mengukur tinggi tubuh dan berat badan tapi juga diperoleh dari komentar orang lain yang mengatakan,’ hai kamu kok kerempeng, jelek ah, malu dech kalo aku jadi kamu!”.  Atau mungkin orang tersebut sekedar membayangkan apa yang dipikirkan orang lain terhadap dirinya sendiri.

Hanya sedikit sumber yang menyamakan antara self- esteem dan self-concept. Misalnya Wikipedia dalam Joycompass (2012) menyamakan keduanya.

Konsep diri seseorang tidak selalu sama dengan faktanya. Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Konsep diri adalah bagaimana seseorang  mengatakan tentang dirinya secara keseluruhan. Yang dimaksud “diri kita”  adalah berbagai hal dari sub-sub dirinya, bisa fisik, mental, kemampuan sosial, kecerdasan, kognitif, label, pengaruh, identitas, dll.

 

Dengan cara yang sama McLeod (2008) mendefinisikan konsep diri sebagai cara bagaimana kita berpikir tentang diri kita dan bagaimana kita mengevaluasi diri kita.  Sedangkan Mosby’s Medical Dictionary (2009) dalam Medical Dictionary (2012) menuliskan bahwa konsep diri adalah susunan dari apa  yang diketahui, perasaan dan sikap yang dimiliki seseorang terhadap    identitas, bobot nilai diri,  kemampuan, dan keterbatasannya.

Sementara itu definisi yang singkat dituliskan oleh Wikipedia dalam Joycompass (2012) yang menyatakan bahwa konsep diri adalah sejumlah total pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap dirinya sendiri dengan komponen konsep diri meliputi aspek badaniah, kejiwaan dan atribut sosial.

Faktor dan Proses Terbentuknya Konsep Diri

Konsep diri tidak terbentuk sekaligus, tapi bertahap seiring tumbuhnya seorang bayi menjadi dewasa bahkan seumur hidup konsep diri senantiasa terbentuk dan mungkin berubah. Konsep diri terbentuk dari penilaian terhadap diri sendiri dan diyakini. Penilaian terhadap diri sendiri ini dipengaruhi juga oleh pendapat orang lain. Konsep diri  dipengaruhi oleh lingkungan. Reaksi dan sikap orang lain mempengaruhi konsep diri.

Diri sendiri

Mata bayi yang mulai dapat melihat akan mulai membentuk konsep dirinya. Bayi yang berbaring akan mendengar suara orang lain dan mulanya menyangka itu bagian dari dirinya. Suara (maaf) flatus keras dari bayi sendiri mungkin saja akan membuat terkejut bayi. Bayi belum mengetahui kalau suara itu bagian dari dirinya. Jari-jari tangan dan kaki yang dia lihat saat berbaring dan oleh bayi dipermainkan   terus-menerus sambil bergerak-gerak  pada awalnya tidak disadari oleh bayi bahwa itu bagian dari dirinya. Kemudian secara bertahap seiring berjalannya waktu dia mengetahui dan menyadari bahwa suara flatus keras tadi adalah dirinya, jari-jari mungil yang selalu dia lihat bergerak-gerak kadang-kadang saling menggenggam adalah anggota tubuhnya. Demikianlah akhirnya bayi bisa membedakan mana bagian dari dirinya dan mana yang diluar dirinya. Konsep diri mulai terbentuk. Lewis (1990) dalam McLeod (2008) secara tersirat menyatakan bahwa konsep diri mulai terbentuk pada usia 2-3 bulan. Dan semakin berkembang seiring dikenalnya dunia luar oleh bayi.

Orang Tua

Karena konsep diri terbentuk sejak lahir maka lingkungan orang terdekat (orang tua) berperan penting. Respon orang tua dan sikap orang tua yang dipersepsikan oleh si anak akan membentuk konsep diri. Orang tua yang sering memuji anaknya sebagai cantik dan pintar secara tidak disadari telah membangun dan menyumbang konsep diri si anak dengan mendeskripsikan diri sebagai cantik dan pintar serta mempengaruhi harga diri.

Teman

Setelah beranjak tumbuh akhirnya bayi tersebut menjadi anak dan mulai mengenal orang lain selain ayah dan ibunya. Dia mulai mempunyai teman-teman sebaya, dan mengetahui orang lain selain ibu dan ayahnya. Mereka secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama bersikap dan berbicara dengan dirinya. Menampilkan respon dan sikap tertentu yang mulai memperkaya konsep diri dan semakin mematangkan proses internalisasi keyakinan siapa sebenarnya dirinya. Teman sebaya dan lingkungan mempengaruhi terbentuknya konsep diri.

Kultur

Budaya lokal dan arus informasi yang masuk dan dicerap oleh si anak membentuk nilai-nilai dan standar yang secara tidak disadari telah membentuk harga diri anak sebagai individu bahkan sebagai bangsa secara kolektif. Anak dengan arus informasi yang kuat melalui TV, internet, dan media cetak dengan segala isinya telah membentuk konsep dirinya.

Jadi konsep diri dibentuk oleh apa yang dipikirkan, apa yang dipersepsikan anak dari yang didengar maupun yang  dilihat, dan apa yang dibaca dan melalui proses interaksi dengan manusia lain.

Tahapan Perkembangan konsep Diri:

 

Perkembangan konsep diri melalui 3 tahap yaitu tahap Kesadaran akan Keberadaan Diri (The Existential)(1), dan Tahap Pembedaan (The Difference)(2), dan Tahap  Pengelompokan Ciri Diri (The Categorical)(3).

Tahapan lain diajukan oleh Lewis (1990) yang menyatakan perkembangan konsep diri melalui 2 tahapan yaitu Tahap The Existential Self (1)., dan Tahap The Categorical Self.(2).

Tahap Existential

Tahap Existential adalah tahap di mana bayi menyadari bahwa dirinya berbeda dan terpisah dari keber-ada-an (entitas) lain . Tahap ini menurut Bee (1992) dalam McLeod (2008) adalah tahap yang paling dasar dari konsep diri. Menyadari sebagai keberadaan yang berbeda dan terpisah dari keberadaan lainnya.

Tahap Categorical Self

Anak mengetahui bahwa keberadaan diluar dirinya mempunyai ciri-ciri dalam kelompok tertentu. Misalnya keberadaan mainan yang dia sukai mempunyai warna (kuning, merah, hijau), ukuran (kecil, besar), bentuk (baik, rusak) dan kategori lain, maka selanjutnya anak juga  menyadari bahwa dirinya juga dapat di labeli ciri-ciri dalam kelompok tertentu yang melekat dengan ciri yang dia punyai, misalnya penampilan (cantik, ganteng), kecerdasan (pandai,bodoh), perilaku (baik, nakal) ukuran (masih kecil). Pengkategorian inilah yang merupakan muara dari konsep diri yang sebenarnya.

 

Keberadaan di luar diri anak Setelah menyadari bahwa dirinya berbeda dan terpisah dari keberadaan sekitarnya maka anak juga menyadari bahwa dirinya juga merupakan keberadaan

Pengkajian Self Concept

Ada yang berpendapat bahwa pengkajian konsep diri hanya dapat dilakukan pada pasien yang tidak mengalami gangguan orientasi realitas. Dengan alasan bahwa pada pasien yang mengalami gangguan orientasi realitas pasti tidak menunjukkan konsep diri yang jelas atau realistis karena itu tidak perlu dikaji. Penulis berpendapat bahwa tujuan pengkajian adalah untuk menentukan status konsep diri, positif, negatif , atau terganggu, maka pengkajian konsep diri pada pasien yang terganggu orientasi realitasnya juga perlu. Kecuali ada hambatan komunikasi  misalnya gangguan proses fikir, tidak kooperatif, sedang amuk-amarah, dan sejenisnya yang menghalangi kelancaran suatu komunikasi timbal balik.

Teknik pengkajian konsep diri.

Pengkajian konsep diri memerlukan latihan, apalagi pengkajian konsep diri yang dilakukan perawat terhadap pasien. Sebelum melakukan pengkajian maka syarat awalnya adalah memahami apa itu konsep diri dan mencoba melakukan pengkajian konsep diri terhadap diri sendiri lebih dahulu.

Konsep diri secara praktis dapat dilakukan dengan mencermati dan menjawab pertanyaan yang berbunyi, “ Siapa saya ?’. (Bukan : , : “ Siapa sebenarnya Saya?”) . Tulis sebanyak-banyaknya.

Contoh jawabannya adalah sebagai berikut :

  • Saya bernama Iwan
  • Saya Mahasiswa
  • Saya cowok
  • Saya cowok baik
  • Saya bertanggung jawab
  • Saya orang jawa
  • Saya dilahirkan  di suatu desa terpencil tapil indah
  • Saya islam
  • Saya manusia
  • Saya gagah
  • Saya mudah bosan
  • Saya anggota Pramuka
  • Saya banyak disukai, terutama cewek he..he...he..

 

Jawaban tentang konsep diri bisa mengelompok menjadi hal-hal berikut ini:

  1. Kelompok penggambaran ciri-ciri badaniah (misalnya : saya gagah, saya cowok, saya orang yang mempunyai TB : 170)
  2. Kelompok penggambaran sifat (saya mudah bosan, saya senang aktivitas, baik, bertanggung-jawab)
  3. Kelompok penggambaran sosial (islam, jawa, mahasiswa, anggota pramuka )
  4. Kelompok penggambaran nilai diri (saya banyak disukai cewek, saya sehat, saya cerdas, saya orang yang berwibawa)
  5. Kelompok penggambaran lain yang sifatnya hasil berfikir filosofis dan perenungan (Saya manusia, saya pengikut nabi, saya adalah sebongkah daging yang kelak membusuk )
  6. Kelompok penggambaran lain yang tidak termasuk di atas

Kuhn  (1960) dalam McLeod (2008) mengkaji Self Image dengan menggunakan

Pertanyaan, “siapa saya?”  Dan Jawaban dari pertanyaan tersebut menurutnya dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok berikut :

1. Penggambaran Fisik (mis.: saya ramping, kulit saya kuning bersih)

2. Peran sosial (mis.: saya pemain futsal, saya anggota senat)

3. Sifat Kepribadian (mis.: saya ramah dan mudah lempar tersenyum)

4. Pernyataan Eksistensial (mis.: saya manusia)

Harga Diri (self esteem)

Harga diri adalah seberapa besar seseorang menilai penggambaran diri dengan standar pribadi yang di yakini. Misalnya jika seseorang menggambarkan diri bertinggi badan 180 cm dan berat badan 80 kg. Kemudian dia mengaku gagah dan atletis alias menarik maka harga dirinya positif atau baik. Karena orang tersebut mempunyai standar nilai tentang fisik menarik adalah jika gagah atletis Dan orang tersebut menganggap BB dan TB sebesar itu adalah gagah atletis.

Alat Ukur Harga Diri

Menurut McLeod (2008)   harga diri bisa tinggi bisa rendah. Harga diri tinggi jika :

a)     Percaya diri dengan kemampuan

b)     Menerima diri (apa adanya)

c)      Tidak risau dengan apa yang dipikirkan orang lain

d)    Optimis

Sedangkan harga diri rerndah jika :

a)     Kurangnya rasa percaya diri

b)     Ingin seperti atau ingin terlihat seperti orang lain

c)      Selalu risau dengan apa yang dipikirkan orang

d)    pesimis

beberapa instrumen untukmengukur harga diri, antara lain adalah Harryl Self Esteem Inventory bisa anda akses di http://www.innerworkspublishing.com/inventory.htm (saat artikel ini dibuat telah tersedia edisi revisi tahun 2008)

Ideal Self

Ideal diri adalah apa yang anda sebenarnya idamkan atau inginkan dari gambaran diri anda. Jika gap antara ideal diri dan gambaran diri terlalu jauh maka ini mengindikasikan keadaan yang kurang sehat, karena akan mempengaruhi harga diri (berpotensi harga diri rendah) semakin dekat gambaran diri dengan ideal diri maka ini semakin sehat (harga diri semakin tinggi). Untuk mengukur  berkaitan dengan ini digunakan Q-Sort Method, yaitu suatu cara penelitian yang umum digunakan di psikologi dan bidang-bidang lain yang membutuhkan  dengan cara mengkaji subyektivitas orang, jadi dengan menanyakan dari sudut pandang klien. Teknik ini dikembangkan oleh William Stephenson.

Pengkajian dilakukan setelah pasien atau klien masuk dalam tahap percaya terhadap perawat. Perawat melakukan kontrak hubungan terapitik dengan klien, setelah pasien ‘trust’ terhadap perawat baru masuk ke fase kerja.

Pengkajian terhadap pasien untuk memperoleh konsep diri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : langsung dan tidak langsung. Teknik secara langsung dilakukan dengan cara menanyakan langsung dan mencatat atau merekam jawabannya kemudian dilakukan analisis untuk pengelompokkan. Sedangkan teknik tidak langsung dilakukan dengan memberikan alat tulis dan kertas secukupnya dan pasien di minta untuk menuliskan berbagai jawaban dari pertanyaan, “ Siapa saya ?”

 

Pustaka

___________ (2012). The Harryl-Self Esteem Inventory. Ed Revisi 2008.  InnerWorks Publishing and Counseling. Diakses di : www.innerworkpublishing.com/inventory.html pada 16 Juni 2012

____________ (2012). Q-Sort Testing Technique Diakses di : http://psychology.wikia.com/ wiki/ Q_ sort_testing_technique pada tanggal 15 Juni 2012

Baxter., David (2004). Self Image, self concept and self confidence, difference? Di akses di http://forum.psychlink.ca/…/1271   …….  Diakses tanggal 11 Juni 2012

Joycompass (2012). Definition-Self-Concept/Self-Identity and Self-awareness. Di akses di : www.joycompass.com/resources

 

Maureen A. Manning (2012)  Self-Concept and Self-Esteem in Adolescents  Diakses di http://www.nasponline.org/families/selfconcept.pdf

McLeod., S (2008).  The Self Concept in Psychology. Diakses di : http://www.simplypsychology.com/self-concept.html  pada 09 Juni 2012.

Medical Dictionary (2012). Self-Concept .  The Free Dictionary. Di akses di : www.medical-dictionary.thefreedictionary.com/self-concept pada 09 Juni 2012.

May., Kristen. (2009). What is the difference between self-concept and self-esteem . Diakses di : www.voices.yahoo.com/what-difference-between-self-concept-and - ....

Merriam-Webster (2012) Concept. An Enciclopaedia Britannica Company . Diakses di :  http://www.merriam-webster.com/dictionary/concept   

 

Sumber gambar dari : 

Getting to Know Our Selves di akses dari http://skyofdawn.blogspot.com/2012/04/getting-to-know-ourselves.html pada Mei 2012