Mengenal dan Mengelola Kesehatan Jiwa Sejak Dini

Pendahuluan

Mengenal kesehatan jiwa dari batasan ilmu pengetahuan diartikan bahwa ilmu kesehatan jiwa adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah kesehatan mental. Bahwa Ilmu kesehatan jiwa adalah suatu cabang ilmu yang tugasnya membuat diagnosa, prognosa, mencegah dan mengobati gangguan jiwa dan gangguan emosi. Tujuan mempelajari kesehatan jiwa (1) mencegah timbulnya gangguan penyakit jiwa dan gangguan emosi, (2) mengurangi  menyembuhkan penyakit jiwa, dan (3) upaya untuk memajukan kesehatan jiwa di masyarakat.

Batasan kesehatan jiwa yang lebih luas yaitu lebih mengamati faktor-faktor: genesis, dinamika, manifestasi dan mengatasi fungsi kepribadian yg terganggu, mengganggu diri sendiri, mengganggu orang lain atau masyarakat.

Di Indonesia fenomena kesehatan jiwa masih dikaitkan juga pada pandangan religi, magic, dan sudut pandang tradisi, selain perkembangan teknologi kedokteran dan keperawatan jiwa. Program kerja yang konkrit dari gerakan  kesehatan jiwa masyarakat bertujuan untuk memajukan kesehatan mental masyarakat, dan mencegah timbulnya mental break down atau kepatahan mental. Program kesehatan jiwa ini dimulai dari konsepsi sampai akhir hayat (mental health program ”from conception till the grave”)

Upaya meningkatkan kesehatan mental dan mencegah masalah kesehatan mental (mental health promotion) adalah merupakan upaya bersama antara petugas kesehatan dan masyarakat. Dengan demikian maka yang utama bagi masyarakat adalah perlu mengenal lebih dini kesehatan mental. Mengenal sehat mental / sehat jiwa lebih dini maksudnya adalah mengenal awal dari pembentukan mental sehat atau jiwa sehat.

Pengertian :

Sehat mental adalah kondisi sehat jiwa dari aspek bio, psiko, sosio dan spiritual, dan mental yang sehat akan bertingkah laku adekuat (serasi, tepat) dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya; sikap hidupnya sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. 

Mengenal sehat jiwa sejak dini :

Pemahaman tentang program kesehatan jiwa sejak dari konsepsi sampai akhir hayat pada uraian pendahuluan, maka yang lebih awal kita kenali tentang kesehatan jiwa adalah mulai dari konsepsi dan masa pertumbuhan janin(1) kemudian dilanjutkan kelahiran bayi sampai usia lima tahun / masa keemasan (golden Period)(2). Pada masa pertumbuhan ini maka terutama otak, dan sumsum tulang belakang yang terlebih dahulu tumbuh dan berperan sebagai susunan syaraf pusat adalah organ penting dari aspek biologi dalam ”pembentukan sehat mental yang optimal”.  Oleh karenanya maka selain petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan), maka utama keluarga (orang tua / bapak dan ibu) sangat perlu mengenal awal mula menuju sehat jiwa atau mengenal sehat jiwa sejak dini.

Yang perlu dan penting dikenali oleh orang tua kaitannya dengan sehat jiwa sejak dini adalah tentang pertumbuhan sel-sel otak dan sumsum tulang belakang (sel-sel susunan saraf pusat), dan faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Awal pertumbuhan otak sejak konsepsi dan perkembangannya sampai usia 5 tahun pertama (periode emas) :

1.     Berawal dari konsepsi, pertumbuhan yang awal terbentuk adalah otak dan sumsum tulang belakang (susunan syaraf pusat)

2.     Diikuti dengan pertumbuhan dan perkembangan janin : peningkatan volume / berat janin dan perkembangan gerakan janin .

3.     Pertumbuhan otak yang setelah lahir (350 gr berat otak bayi baru lahir ), dua kali berat lahir otak bayi pada usia 5-6 bulan (700 gr), mencapai 1200 gr pada usia 5 tahun    

Pertumbuhan otak (syaraf pusat) sangat didukung oleh :

  1. Nutrisi untuk janin dan balita : nutrisi terpenting untuk pertumbuhan sel syaraf adalah glucosa karena sel syaraf nutrisi pokoknya adalah glucosa selain protein yang berperan mempertahankan dinding sel. Nutrisi ini penting dikonsumsi secara cukup dan seimbang.
  2. Menjaga kondisi keamanan otak baik internal dan eksternal (preservation of the brain) : artinya menjaga otak dari tekanan internal seperti (peningkatan suhu tubuh karena infeksi, dll), dan menjaga otak dari tekanan eksternal seperti trauma, tekanan sosial dan lingkungan (dari ketidak nyamanan pertumbuhan dan perkembangan balita).
  3. Orang tua (bapak dan ibu) mengikuti secara kontinyu setiap pertumbuhan dan perkembangan janin dan balitanya : artinya mengikuti tahapan pertumbuhan otak dan perkembangannya dalam stiap tahapan tumbuh kembangnya.      

Mengenal struktur Jiwa :

Pembentukan Struktur jiwa pada anak juga menjadi tugas yang perlu dilakukan oleh orang tua, mengenal struktur jiwa lebih dini adalah hal yang penting bagi orang tua. Struktur jiwa meliputi : Dus Id, Ego,  dan Super Ego

Awal perkembangan anak setelah lahir dimulai dari perkembangan pada aspek biologis, artinya perkembangan diawali dengan perkembangan ”Dus Id” yaitu pemenuhan kepuasan biologis seperti yang terjadi pada fase oral, kepuasan biologis berorientasi pada oral dan tercapainya fase ini dengan baik akan membentuk Trust (kepercayaan) diri.

Selanjutnya yang berkembang lebih lanjut adalah ”Ego” atau ”Aku”, pada perkembangan ego ini lebih pada aspek psikologis, yang berkembang inisiatif anak yang ditandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan inisiatif anak tampak lebih menonjol maka disebut juga sebagai perkembangan fase inisiatif. Keberhasilan perkambangan pada fase ini akan menjauhkan anak dari perasaan minder atau tidak confidence,

Perkembangan struktur jiwa diakhiri dengan perkembangan ”Super Ego” , pada perkembangan ini lebih diutamakan pada penanaman norma dan moral yang bermuara pada perilaku baik dan buruk. Peran keluarga, lingkungan sosial, dan penanaman spiritual menjadi lebih diutamankan. Pembentukan struktur jiwa lebih awal berlangsung hingga anak mencapai usia lima tahun

Dengan mengenal pertumbuhan otak dan perkembangan anak sejak dini dapat diharapkan peran keluarga atau orang tua,  peran pendidik anak pra sekolah (PAUD / Play Group) akan lebih partisipatif dalam upaya mencapai sehat jiwa yang optimal. 

Penulis         : Abdul Hanan, Dosen Poltekkes Kemenkes Malang

Email             : Abdulhanan09@yahoo.com

 

 

PUSTAKA :

1. Notosoedjirdjo M. 2002. Kesehatan Mental. Penerbit UMM University Press Malang

2. Hoerlock. 2000. Perkembangan Kepribadian. Penerbit  EGC Jakarta