Hubungan Terapeutik Perawat Dengan Anak dan Remaja

Pelayanan kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan bagian yang integral dari pelayanan yang ada di rumah sakit jiwa. Upaya kesehatan jiwa anak dan remaja bertujuan untuk turut menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional dan sosial yang optimal dari anak dan remaja. Kelompok usia anak dan remaja merupakan kelompok yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat, oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan pembinaan yang khusus.

Dalam memberikan pelayanan yang optimal pada anak dan remaja menjalin hubungan yang terapeutik antara perawat dengan anak dan remaja adalah salah satu factor yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Anak dan remaja adalah fase tumbuh kembang yang krusial dalam pembentukan identitas anak di fase berikutnya, untuk itu maka mekanisme pelayanan perawat terhadap anak dan remaja sepatutnya dilandasi pula dengan hubungan terapeutik yang berkwalitas sesuai dengan tahapan usianya.

Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja.

Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut menentukan dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa anak dan remaja. Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan langsung maupun tak langsung kepada anak dan remaja dalam tiap tatanan pelayanan pada masyarakat. Kontribusi keperawatan jiwa akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yang disebut dengan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak & remaja serta keluarganya.

Sesungguhnya aktifitas Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa anak dan remaja tidak terbatas pada fasilitas pelayanan kesehatan di RS jiwa saja, namun juga terdapat pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lain seperti di Posyandu, Puskesmas, Pendidikan, Panti asuhan, karang aruna, Pramuka dan agama. Tinggal meningkatkan keseragaman dan keterpaduan saja dalam pengembangan teknis pelaksanaan asuhan keperawatan.

Hubungan terapeutik Perawat dengan Anak dan Remaja

Hubungan terapeutik perawat anak adalah suatu proses pengalaman belajar bersama dan pengalaman ini bertujuan untuk memperbaiki energi anak. Dalam hubungan ini perawat memakai diri sendiri dan teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan anak untuk memberi pengertian dan mengubah perilaku anak.

Varcarolis dalam Intan (2005), menyebutkan pengertian dari hubungan (Relationship) adalah proses interpersonal antara dua atau lebih orang. Pada keseluruhan kehidupan kita menemui orang dalam setting yang bervariasi dan membagi bermacam pengalaman.

Tujuan Hubungan Terapeutik menurut Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 2003), adalah untuk perkembangan anak yang meliputi :

  1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
  2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi.
  3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim saling tergantung dan mencintai.
  4. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.

Komunikasi yang Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal. (Northouse, 1998:12).

Komunikasi terapeutik mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada anak sebagai klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan anak. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan anak, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan anak, perawat membantu dan anak menerima bantuan.

Fungsi-fungsi Komunikasi Terapeutik

Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan anak melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).

Komunikasi terapeutik membantu anak atau remaja sebagai klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang efektif, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.

Unsur-Unsur Komunikasi Terapeutik

Unsur yang terkandung dalam komunikasi terpeutik antara lain : (Potter dan Perry, 2010)

a. Keramahan

Keramahan merupakan bagian dari komunikasi terpeutik. Keramahan diberikan untuk  memberikan kesan pertama yang menarik hati lawan bicara kita.

b. Penggunaan Nama

Pengenalan diri merupakan suatu yang penting agar tidak menimbulkan keraguan. Memanggil klien dengan nama akan menunjukkan penghargaan diri terhadap pasien itu sendiri.

c. Dapat Dipercaya

Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang apabila membantu orang lain tidak akan memberikan keraguan terhadap orang yang dibantunya. Untuk itu seorang perawat harus menunjukkan kehangatan, konsistensi, reliabilitas, kejujuran, kompetensi, dan rasa hormat.

d. Otonomi dan Tanggung Jawab

Seorang perawat harus mampu membuat pilihan sendiri dan berani untuk mempertanggung jawabkan atas pilihan atau keputusan yang diberikan (Townsend, 2003)

e. Asertif

Komunikasi Asertif memungkinkan anda untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tanpa menuduh atau melukai orang lain (Grover, 2005). Sikap asertif akan memberikan kepercayaan diri sekaligus penghormatan terhadap orang lain.

 

PUSTAKA

J. Suecook RN. Ed D, Karen Lee Containe RN MSN. (1987). Essentials of Mental

Health Nursing. California : Addition-Wesley Publishing Company.

James K: (1988). Disorders Problems Of The Child Health Nursing, Addison Wesley

            Publising Company. New York.

Mary C. Townsend, RN, MN, CS. (2005). Psychiatric Mental Health Nursing, FA

Davis Company Philadelphia.

Stuart, G.W. and Sundeen. J Sandra. (1995). Keperawatan Jiwa. Ed 3 Penerbit EGC

Jakarta W.B. Sounders. Company. (1989). Family Centered Nursing Care of

Children.