(Jangan) Panik Ketika Ketuban Pecah Sebelum Waktunya !

Seorang ibu primigravida tiba – tiba berteriak histeris ketika ia mendapati di selakangannya mengalir cairan yang berasal dari alat kelaminnya, cairan tersebut cukup bening dan tidak berbau menyengat. Ia yakin bahwa cairan tersebut bukan air seninya, mengingat baunya tidak menyengat dan ia baru saja selesai dari toilet untuk buang air kecil. Apa yang dialami ibu primigravida tersebut bisa saja terjadi pada semua ibu hamil, dan hendaknya para ibu hamil mempunyai pengetahuan mengenai hal ini agar tidak panik bila hal ini terjadi padanya dan dapat segera mendapatkan penangan yang tepat untuk menghindari komplikasi berlanjut yang bisa saja berdampak buruk pada kehamilannya.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Penyebab dari ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) masih belum diketahui secara jelas maka tindakan pencegahan tidak dapat dilakukan kecuali dalam upaya menekan infeksi.

Faktor – faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kejadian KPSW :

  • Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
  • Inkompetensi cervix
  • Kehamilan ganda
  • Polihidramnion
  • Trauma
  • Stress maternal
  • Stress fetal
  • Infeksi pada kehamilan
  • Apa dampaknya pada kehamilan ?

    1. Pada ibu
  • Infeksi intrapartum atau postpartum
  • Partus lama
  • Perdarahan post partum
    1. Pada janin
  • Prematuritas (bayi lahir sebelum waktunya)
  • Prolaps funiculli (penurunan tali pusat)
  • Hypoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
  • Penangan awal di rumah

  • Apabila terdapat rembesan atau aliran cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan dan bersiaplah untuk ke Rumah Sakit
  • Gunakan pembalut wanita (jangan tampon) untuk penyerapan air yang keluar
  • Daerah vagina sebaiknya dibersihkan sebersih mungkin untuk mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau mandi berendam
  • Selalu membersihkan alat kelamin dari arah depan ke belakang untuk menghindari infeksi dari dubur
  • Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri
  • Penanganan lebih lanjut

    Apabila terjadi pecah ketuban, maka segeralah pergi ke rumah sakit. Dokter kandungan akan mendiskusikan rencana terapi yang akan dilakukan, dan hal tersebut tergantung dari berapa usia kehamilan dan tanda-tanda infeksi yang terjadi. Risiko  kelahiran bayi prematur adalah risiko terbesar kedua setelah infeksi akibat ketuban pecah dini. Pemeriksaan mengenai kematangan dari paru janin sebaiknya dilakukan terutama pada usia kehamilan 32-34 minggu. Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah yang akan diambil.

    Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah apabila kehamilan sudah memasuki fase akhir. Semakin dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah dengan kontraksi. Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian oksitosin (perangsang kontraksi) dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda induksi bisa meningkatkan resiko infeksi.

    REFERENSI

    Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

    http://anggarini.staff.uns.ac.id . Ketuban Pecah Dini. Diunduh tanggal 31 Oktober 2012