Membaca Sebagai Salah Satu Cara Paling Efektif Untuk Relaksasi

Membaca Sebagai Salah Satu Cara Paling Efektif Untuk Relaksasi

Sebagai mahasiswa, membaca adalah keterampilan yang sangat penting, khususnya di bidang akademik. Hal ini tidak hanya dibutuhkan oleh siswa tetapi juga dosen, untuk membaca banyak informasi dalam teks-teks ilmiah dalam rangka proses alih ilmu pengetahuan. Dengan membaca, diharapkan ide-ide yang disampaikan dalam bahan tertulis dapat dimengerti dengan lebih baik.

Membaca adalah proses interpretasi makna di balik simbol-simbol. Menurut Nunan (1999: 32), membaca adalah proses decoding simbol tertulis, bekerja dari unit yang lebih kecil (huruf) untuk yang lebih besar (kata-kata, klausa, dan kalimat). Dengan kata lain, itu adalah proses memahami arti dari kata-kata yang tertulis.

Orang membaca untuk berbagai tujuan, ada yang membaca untuk mendapatkan informasi, sedang yang lain membaca untuk mencari tahu apa yang terjadi di seluruh dunia, sementara itu banyak juga yang membaca hanya untuk kesenangan. Tidak peduli apa yang menjadi tujuan Anda, selalu ada satu efek positif yang bisa Anda dapatkan dari membaca. Bahkan jika Anda hanya membaca selama enam menit sehari, hal ini dapat mengurangi tingkat stres Anda lebih dari dua pertiganya.

Sebuah studi tentang pengaruh membaca dilakukan di Mindlab Internasional di University of Sussex. Tingkat stres dan denyut jantung dari kelompok relawan diamati selama penelitian. Tingkat stres dan denyut jantung mereka menunjukkan peningkatan ketika mereka melalui beberapa tes dan latihan. Setelah itu, mereka diuji dengan berbagai metode relaksasi tradisional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca, sebagai salah satu alternatif untuk metode relaksasi, memiliki efek terbaik untuk mengurangi tingkat stres. Hal ini dapat mengurangi tingkat stres hingga 68%, kata seorang neuropsikolog kognitif, Dr David Lewis.

Dalam penelitian ini, subjek diminta untuk membaca dalam hati selama enam menit. Selama waktu itu, denyut jantung dan ketegangan otot menunjukkan penurunan substansial. Tingkat stres subyek menjadi lebih rendah dibandingkan sebelum mereka mulai membaca. Di sisi lain, mendengarkan musik mengurangi tingkat stres sebesar 61%, minum secangkir teh atau kopi memiliki efek sebesar 54%, berjalan-jalan sebesar 42% dan akhirnya, dengan bermain video game terjadi penurunan stress sampai 21%.

Menurut Dr Lewis, relaksasi terjadi ketika kita benar-benar hanyut dalam kegiatan membaca. Tidak peduli buku apa yang kita baca, dengan menghanyutnya diri kita dalam sebuah buku benar-benar dapat melenakan kita sehingga kita dapat melarikan diri dari kekhawatiran dan tekanan dari kehidupan sehari-hari dan menghabiskan waktu kita menjelajahi imajinasi penulis.

Ia juga menambahkan bahwa "Ini lebih dari hanya sebuah distraksi, tetapi terlibat secara aktif dengan imajinasi dari kata-kata yang tercetak pada halaman buku dapat merangsang kreativitas Anda dan dapat membuat Anda memasukkan apa yang anda baca pada alam bawah sadar Anda."

Selain itu, membaca buku-buku favorit Anda untuk kedua kalinya akan membuat Anda merasa seperti mendapatkan pengalaman yang berbeda. Kebiasaan membaca buku beberapa kali mengarah ke keterlibatan emosional yang lebih dalam. Pertama kali seseorang membaca, mereka hanya berfokus pada cerita dan peristiwa yang  terjadi di dalamnya. Namun, kedua kalinya membaca membuat pengalaman membaca yang telah dilalui membangkitkan emosi karena buku yang telah dibaca dan membiarkan orang tersebut menikmati emosinya di waktu luang. Dengan menikmati efek emosional dari buku lebih dalam, seseorang dapat lebih berhubungan dengan diri mereka sendiri.

Ketika kita menikmati cerita untuk kedua kalinya, penghargaan baru akan muncul baik terhadap objek yang dibaca maupun pikiran mereka sendiri. Dilengkapi dengan banyak manfaat kesehatan mental, seperti mengurangi tingkat stres dan membuat santai pikiran kita, disarankan bahwa kita seharusnya tidak hanya membaca buku-buku tertentu - terutama yang favorit - hanya sekali, karena kembali membaca akan membawa keuntungan kesehatan bagi kita.